Hembuskan nafas terakhirmu, wahai engkau Bumiku Mengalir dalam nadimu, nafas kehidupan Kami hanyalah benalu, kami hanya bertumpu Maka maafkanlah, dan kembali bahagia Biru tubuhnya, tipis matanya Duduk terdiam, geram, menjerit keras kemudian Dalam dirinya berkecamuk amarah Menatap tajam hatinya Bertanya tentang bagaimana segalanya hancur nantinya? Langit memberi harapan bagi makhluk yang memahaminya Langit memberi harapan bagi makhluk yang memahaminya Langit memberi harapan bagi Si pemuda menengadah Mendapati dirinya Dirundung duka Gila pikirnya Rancu tingkahnya Kosong bicaranya Ragu lakunya Gila pikirnya Rancu tingkahnya Kosong Tunduk, tunduk ia pada nafsu Tersesat, belum tau arah yang tepat Tunduk, tunduklah ia pada nafsu Tersesat dan belum tau arah yang tepat Tunduk, tunduklah ia pada nafsu Tersesat dan belum tau arah yang tepat Tunduk Tunduk, tunduk Tunduk-tunduklah