Membaca lagi surat-suratmu, hatiku jatuh rindu Tak sadar pada langit kamarku, kulukis kau di situ Waktu yang berlalu, dan jarak masih saja terentang Penamu bicara, menembus ruang menyapa sukmaku Mendesah lembut angin membawa, butiran hati lara Ternyata meraih kesempatan, tak semudah ku sangka Kau setia menunggu, lelaki kecil menantang hidup Kau sertakan doa, seolah mantra menjelma nafasku (Memendam tanya segera terucap) Belahan jiwa apa kabarmu (Apa kabarmu) (Kuharap selalu tetap kau jaga) Tumbuhan cinta yang di ladang kita ♪ Kau setia menunggu, lelaki kecil menantang hidup Kau sertakan doa, seolah mantra menjelma nafasku (Memendam tanya segera terucap) Belahan jiwa apa kabarmu (Apa kabarmu) (Kuharap selalu tetap kau jaga) Tumbuhan cinta yang di ladang kita Aku jauh di sini menggapai cita Hingga satu saat pasti ku kan kembali 'Kan kujemput dikau Sang Putri, pada saatnya nanti Berkereta kencana ku bawa pergi, Ujung istana di sana kubertahta ♪ Memendam tanya segera terucap Belahan jiwa apa kabarmu Kuharap selalu tetap kau jaga Tumbuhan cinta yang di, yang di ladang kita Aku jauh di sini menggapai cita Hingga satu saat nanti ku 'kan kembali, ooo (Memendam tanya segera terucap) Belahan jiwa apa kabarmu, ooo (Apa kabarmu) (Ku harap selalu tetap kau jaga) Tumbuhan cinta yang di, yang di ladang kita Aku jauh di sini menggapai cita Hingga satu saat pasti ku 'kan kembali (Memendam tanya segera terucap) Belahan jiwa apa kabarmu, ooo (Apa kabarmu) (Ku harap selalu tetap kau jaga) Tumbuhan cinta yang di ladang kita Aku jauh di sini menggapai cita Hingga satu saat pasti ku 'kan kembali