Dan kita arak mereka, bandit jadi panglima Politik terlalu amis, dan kita teramat necis Slalu angkat mereka, sampah jadi pemuka Politik terlalu najis, dan kita teramat miris Dan kita dorong mereka, badut jadi kepala Politik terlalu kaotis, dan kita teramat praktis Slalu dukung mereka, cendikia jadi pertapa Politik terlalu iblis, dan kita teramat manis Aku akan menjadi garam di lautan mereka Aku akan menjadi kanker dalam tubuh mereka Aaahhh... Aaahhh... Sampai kapan kau biarkan, ia tak berdaya Ditelantarkan harapan, ia kesakitan Berurai berantakan, tak karuan Lara dimana-mana Sampai kapan kau ikhlaskan, ia dihancurkan Lumpuhkan alam pikiran di sekujur badan Terhampar masa depan, temaram Lara dimana-mana Keajaiban dan khayalan taruh di awan Kenyataan dalam penuh luka Kelembaman pada tekanan Dari Elang, kepalkan tangan Sampai kapan kau relakan, ia kekeringan Dihisap jiwa raganya, seluruh hidupnya Lara dimana-mana, tarara Lara dimana-mana Keajaiban dan khayalan taruh di awan Kenyataan dalam penuh luka Kelembaman pada tekanan Dari Elang, kepalkan tangan Moralis, ngerasa paling baik Macam yang paling etis, awas jatuh menukik Sang martir, inginnya adu fisik Cupet dan sesat pikir, buah intrik politik Ada-ada saja sifat kawan kita Dipelihara dan budidaya Macam-macam saja kelakuan kita Semoga masih bisa bahagia Katalis, main yang aman-aman Seolah apolitis, takluk pada keadaan Mukjizat, hanya di zaman nabi Tak bisa langsung sehat, dihadapi, dikelahi Ada-ada saja sifat kawan kita Dipelihara dan budidaya Macam-macam saja kelakuan kita Semoga masih bisa bahagia