Aku akui kesalahanku Melanggar rambu-rambu jalan Tolong, Bapak, maafkan aku Mataku buram saat malam Nada dering lagu dangdutmu Mengganggu tawar-menawar kita Seseorang menelepon Silakan, Bapak boleh jawab dulu Si Bapak berkata "Kamu ke sini saja dahulu" "Bapak sedang menilang" "Seorang pemuda" Tak lama, seorang manusia Turun dari pintu bus kota Berjalan menghampiri kami Yang sedang asyik bersengketa Dia adalah anak si Bapak Dengan cahaya di tubuhnya Tampak polos Namun, dipenuhi satu juta puisi Oh, manisnya Oh, anggunnya Oh, sayangnya Ku musuh bapaknya Dia memandangku dalam-dalam Aku pun tak sanggup berbohong Bahwa semiliar harapan Kutaruh di tangan mungilnya Dia membela diriku dengan Merayu ayahnya pulang Dia sangat tahu bahwa aku Memang tak ingin ditilang Apa-apaan ini? Ia sangat istimewa Sungguh, aku jatuh cinta Tolong aku, oh, Tuhan ♪ Hingga tiba saat dia pergi Membonceng ayahnya pulang Aku ditinggal sendiri Di pinggir jalan yang sepi ini Kulihat dia menjauh hingga Mataku tak sanggup membuntuti Lalu kusadar malam ini Sangatlah dingin dan sunyi Dialah seseorang yang kuharapkan Tapi mengapa cepat berlalu?