Ho, ho-oh, ho-oh, ho-oh Ho, ho-oh, ho-oh, ho-oh ♪ La-aa-ah Bagaikan berada di atas tumpukan bara api Inilah kenyataan di kehidupan ini Harus tetap berdiri, berjalan, dan bahkan berlari Bersama rasa sakit yang terasa di telapak kaki Kadang rasa cemburu datang menawarkan jalan Di tanah yang datar, tiada batu dan tiada lubang Tetapi suara hati ini tak bisa dibohongi Adanya pelangi setelah hujan dan badai Jangan menilai (manusia) (Dari nama besar keluarganya) Jangan menilai (manusia) (Hanya dari status sosialnya) Jangan menilai (manusia) (Dari lebelnya, rasakanlah moralnya) Jangan menilai (manusia) (Dari kulit luarnya, lihat di dalamnya) Kata-kata cinta kasih selalu diucapkan Akan menjadi kotoran bila tak dibuktikan Perdamaian imitasi merampas berjuta harapan Tertawa pecundang di balik semua kesulitan Jiwa tegar menyerang dunia fana dalam nada Lumpuhkan stigma buruk yang datang kepada kita Melangkahi mereka dengan jiwa yang bersahaja Di saat nanti kita berpulang, kita tinggalkan nama Bukan gelar semata Di wadah yang tenang ada yang menciptakan perang Segenggam pengalaman membantu untuk melihat Sandiwara kacangan juga tak luput dari mata Tinggal tunggu waktunya, semuanya 'kan terbuka Kotak di dalam kotak pertanda keyakinan yang retak Tak mampu dan tak cukup kuat 'tuk berpijak Keharmonisan palsu tidak dapat menipu Mata-mata tajam yang penuh dengan pergumulan Jangan menilai (manusia) (Dari nama besar keluarganya) Jangan menilai (manusia) (Hanya dari status sosialnya) Jangan menilai (manusia) (Dari lebelnya, rasakanlah moralnya) Jangan menilai (manusia) (Dari kulit luarnya, lihat di dalamnya) Jangan menilai (manusia) (Dari nama besar keluarganya) Jangan menilai (manusia) (Hanya dari status sosialnya) Jangan menilai (manusia) (Dari lebelnya, rasakanlah moralnya) Jangan menilai (manusia) (Dari kulit luarnya, lihat di dalamnya) Ho, ho-oh, ho-oh, ho-oh Ho, ho-oh, ho-oh, ho-oh