Dewi Sinta, kau tawaku Dewi Sinta, kau tangisku Rahwana, mimpikah aku? Engkau sedang tak mimpi Engkau sedang menangis Sedang di hening malam Usai Rama membuangmu Ke hutan Di hutan perut bunting Berteman bintang-bintang Angin gunung mana semilir Yang membawamu hadir Padaku Angin yang mengusungku Tersenyum pada matiku Angin yang menghapus air mata Mengembun di bintang-bintang Api unggun di tubuhmu di Ayodya Kobar api tak ingat aku panasnya Lantaran yang kuingat cuma satu-satunya Cuma siapa yang kau ingat Cuma satu ingatanku Apa kijang warnanya emas keperakan? Sedianya akan kuboyong ke Ayodya Agar kekal kau kenang janji-janjiku Rahwana, jangan kau mendesakku Apa kisah cinta usai, usai perang? Adakah nan menang megah dari kisah bersamamu? Apa usai kisah kita cumalah cinta-cintaan? Adakah nan menang getir dari kisah bersamamu? Masih pentingkah semesta bikin kisah cinta lagi? Adakah, Sinta, kalimat akan kudengar abadi? Kubisikkan kepada janin Sri Rama di rahimku Berbisik apakah tawananku? Agar punya (punya apa?) Mata bagai (bagai apa?) Bagai mata (rajawali) Sepertimu Sirna melenyap kedekatan Hati kita telah menyatu Kualami rasa cinta Tak semua orang Sempat merasakan cinta